Tuhan memberiku lebih dari apa yang aku minta….

Haayyy frends..
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..
Salam semangat…

Hmm… Pagi ini, hari ke-22 bulan Ramadhan 1433 H, terasa begitu segar….
Flash back.. 6 tahun yang lalu, aku menikmati bulan Ramadhan sebagai Mahasiswa baru di Fakultas Kimia-ITS Surabaya dalam masa Ospek, atau biasa dikenal Orientasi Mahasiswa Baru. Sebulan gak bisa pulang gara2 nge-kos membuatku menangis karena rindu orang tua di kampung halaman (xixixixixi….:). Tak terasa pula 3,5 tahun berjalan aku lulus S1, bersama dengan 2 teman dekatku, Gladys dan Ani. Waktu itu keinginanku ingin kerja, bisa sukses, cari uang yang banyak, terus menikah deh, hehehe. Namun takdir berkata lain, Allah memberiku kesempatan menempuh studi Magister Kimia. Alhamdulillah yah.. sesuatu… (ups..). 1,5 Tahun berjalan, akupun berhasil menyandang gelar Magister Sains. Sungguh, nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan…
Kini aku ingin mengejar cita2ku menjadi dosen, masih belum keturutan siy..tapi Allah sudah mempertemukan aku dengan seseorang, seorang laki2 yang sangat memuliakan orang tuanya, pekerja keras, dan yang tak kalah penting, dia orang yang penyayang. Yaaahhh… semoga saja, dialah jodohku… (ammiiinnn…)

Kadang apa yang mungkin kita rasa baik, belum tentu baik menurut-Nya
Rencana-Nya lebih indah dari rencana kita
Kita harus terus berfikir positif, ketika kamu berdoa dan Allah belum mengabulkan, ingatlah, Dia sedang merencanakan sesuatu yang indah buatmu…
Hidup ini memang butuh perjuangan, tapi ingatlah, ada takdir-Nya yang menentukan
Kita hanya bisa berusaha dan berdoa, setelah itu tawakkal lah, maka kamu akan tahu, takdirmu begitu indah…

Luv u my parents…

Add a comment August 10, 2012

Namaku Devyana Dyah Wulandari

Bismillahirrohmanirrohim…

Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang

Saya ingin bercerita sedikit tentang diri saya di blog ini. Saya lahir 7 Mei 1988 (tapi di akte tertulis 9 Juli 1988…ada kesalahan prosedur). Saya memiliki saudara kembar dan 1 adik perempuan. Sekarang saya sedang menempuh kuliah di tingkat magister di salah satu Institusi di Indonesia. Kalau dihitung-hitung, sepertinya sudah 19 tahun dari umur saya sudah saya gunakan untuk menuntut ilmu, tapi tetap saja saya masih merasa bodoh dan butuh bimbingan orang lain. Tapi ada dua hal penyemangat saya dalam hal ini, pertama, menuntut ilmu adalah ibadah (”Barangsiapa menempuh suau jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju syurga” (H.R. At-Tirmidzi)). Yang kedua, karena kedua orang tua saya. Kalau boleh dibilang, orang yang paling saya cintai di dunia ini adalah ibu dan bapak. Mereka lah yang selama ini membimbing dan merawat saya hingga seperti ini. Ibu, saya telah tinggal di rahimnya selama kurang lebih 9 bulan, bagaimana tidak jika antara saya dan ibu, bahkan semua anak dan ibunya memiliki ikatan batin. Ibu, mengajarkan saya banyak hal, mengajarkan bagaimanakah seharusnya menjadi seorang wanita. Bapak, perhatiannya mengalir selalu datang menghibur, wajahnya yang menentramkan seakan-akan berkata “aku akan selalu menjagamu, anakku”. Sosoknya beitu lembut, kasih sayangnya lebih dari apa saya bayangkan, bahkan hampir semua keinginan saya terpenuhi oleh beliau. Ibu, Bapak, salam sayang dan rindu tiada tara dari ananda. Semoga Allah menyayangi dan selalu menjaga kalian. Amin

Ketika datang padaku seruan angin yang menghilir,

tak sepantasnya aku pergi sembunyi dibalik kelambu..

Ketika datang padaku amarahmu menggelegar

Tak sepantasnya juga aku menutup pendengaranku

Kalau kau marah, marahlah dengan hatimu tapi jangan kau tutup nalurimu

Lihatlah aku, dan akupun akan tidak akan menangis

Aku akan tetap kokoh, entah berdiri bahkan berbaring

Hingga keyakinanku mampu meluluhkan hatimu, menantikanmu selalu hadir didepan mataku….

Kepadamu yang tak pernah surut menebar mekar aroma kebahagiaan

Add a comment April 7, 2011

Research

VOLTAMMETRIC DETERMINATION OF ANTIMALARIA ALKALOID COMPOUND

 

Devyana Dyah Wulandari*1), Taslim Ersam*2), Suprapto*3)*Department of Chemistry, Faculty of Mathematic and ScienceITS Surabaya Indonesia 60111

1)   email:depha_aja@chem.its.ac.id, 2) email: beckers@chem.its.ac.id, 3) email: suprapto@chem.its.a.id

 

Abstract—Antimalaria compound assay with cyclic voltammetry were evaluated. Cinchonine base, quinine hydrochloride, dan quinine dihydrochloride were active against Plasmodium falciparum that it were evaluated with cyclic voltammtery. This is the first report on the antimalaria activity with cyclic voltammetry.  Increasing of the concentration of antimalaria compound enhance the current oxidation peak of its voltammogram. Radar plot between current peak and its electrode  expectable can determine the others alkaloid compound that active against malaria desease.

Index Terms—Alkaloid, Antimalaria, Cinchonine, Quinine,  Cyclic voltammetry.

I.  Pendahuluan

m

alaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Plasmodium sp. Parasit ini bersifat intraseluler, yang ditularkan oleh gigitan nyamuk Anopheles betina. Penyakit ini memberikan gejala demam yang berfluktuasi dengan gambaran yang khas yaitu demam tinggi yang diikuti dengan menggigil dan diakhiri dengan turunnya suhu tubuh yang disertai dengan timbulnya keringat banyak.Pengobatan malaria di Indonesia saat ini di beberapa daerah menggunakan obat standar kloroquin dengan dosis 600 mg hari pertama dan kedua serta 300 mg hari ketiga. Efektivitas pemberian klorokuin saat ini sudah mulai diragukan karena telah banyak ditemukan resistensi terhadap obat ini. Resistensi pertama kloroquin terhadap P. falciparum di Indonesia ditemukan di Kalimantan Timur pada tahun 1973 (Suwandi, 2008).

               Timbulnya resistensi Plasmodium sp terhadap antimalaria mendorong para peneliti mencari antimalaria baru untuk menggantikan antimalaria yang tidak efektif lagi. Salah satu usaha menemukan antimalaria baru adalah melalui penelitian terhadap tanaman obat yang digunakan secara tradisional oleh masyarakat untuk mengobati malaria. Penentuan senyawa aktif antimalaria umumnya dilakukan secara in vivo pada mencit. Metode ini cukup rumit dan memerlukan biaya yang cukup besar. Pada penelitian ini akan dikaji mengenai pengujian senyawa antimalaria dengan metode elektrokimia secara voltametri siklik. Dari data yang diperoleh akan dilihat keterkaitan antara konsentrasi dengan arus puncak dan dibuat suatu pola yang terbentuk pada radar plot antara elektroda yang dipakai dan senyawa yang diuji. Berdasarkan data yang diperoleh, dapat diharapkan pola radar plot yang terbentuk memiliki pola yang spesifik untuk setiap senyawa, sehingga pada penelitian selanjutnya dapat digunakan untuk mengidentifikasi senyawa antimalaria lain dari golongan alkaloid.   

II.  Dasar Teori

Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit yang menyebar pada daerah tropis di dunia. Ada 4 macam pembawa malaria: Plasmodium vivax, P. falciparum, P. malariae, dan P. ovale. P. falciparum merupakan tipe infeksi malaria yang paling mematikan. Adanya resistansi P. falciparum terhadap obat antimalaria merupakan faktor utama yang menyebabkan betapa sulitnya proses kontrol antimalaria. Beberapa studi di beberapa Negara Afrika menunjukkan bahwa munculnya resistan klorokuin parasit malaria adalah berhubungan dengan kenaikan kematian dua kali lipat akibat malaria, tetapi pada salah satu studi di Mlomp, Senegal hal ini ditunjukkan bahwa kematian akibat malaria pada anak-anak dibawah umur 4 tahun meningkat sebelas kali dalam 6 tahun. Hingga kini, klorokuin (1) dianggap sebagai obat antimalaria paling efektif, tetapi jika digunakan sebagai monoterapi akan sangat kurang efektif.

Klorokuin analog dengan kuinine (2), senyawa alami yang merupakan molekul utama paling penting untuk sintesis obat antimalaria tetapi hanya digunakan sebagai terapi karena timbulnya resistansi P. falciparum terhadap klorokuin.

Gbr. 1 Klorokuin                          Gbr. 2 Kuinin

Kuinin diisolasi pada tahun 1820 dari batang Cinchona sp. karena sifat antimalaria pada tanaman ini telah diketahui selama beberapa abad. Pada tahun 1930, beberapa molekul kimia yang mirip seperti klorokuin (1), meflokuin, amodiaquin, mepaquin dan pamaquin telah dikembangkan. Molekul-molekul ini telah dikarakterisasi dan semuanya menunjukkan adanya N-heterosiklik dan sebagian senyawa tersebut kurang efektif karena resistan pada P. falciparum sehingga menimbulkan kerugian atau resiko bagi pasien. Selain kuinine tidak secara total efektif, adanya efek samping toksik menyebabkan obat ini jarang digunakan. Hal ini memicu untuk menemukan senyawa antimalaria yang non-nitrogen. Perolehan tanaman antimalaria non-nitrogen telah dibuat dan memberikan kontribusi yang besar terhadap kemoterapi malaria (Billa, 2006).

Penentuan konsentrasi obat antimalaria pada cairan tubuh yang berbeda sangat penting untuk pencegahan dan penyembuhan penyakit malaria. Studi farmakokinetik membantu untuk menentukan resistansi parasit antimalaria terhadap zat antimalaria. Metode yang lazim dipakai untuk penentuan ini antara lain kolorimetri, spektrofotometri, spektrofluorometri, HPLC, TLC, GC dan elektroforesis. Beberapa metode ini memerlukan banyak tahap, alat yang canggih dan penanganan khusus. Oleh karena itu diharapkan ada metode baru yang lebih akurat, sederhana dan cepat dengan sensitivitas yang tinggi. Akhir-akhir ini telah ditemukan beberapa material memiliki fungsi penting dalam elektroanalisis. Salah satu contoh material tersebut adalah karbon nano-tube yang diketahui memiliki konduktansi listrik.

Pasta karbon diketahui sebagai material yang berguna untuk fabrikasi sensor elektrometri. Elektroda karbon pasta telah banyak digunakan untuk penentuan obat, biomolekul, dan spesies organic lain karena preparasi yang  cukup mudah dan rentang potensialnya cukup luas, yaitu (-1,4) hingga (+1,3) (versus SCE). Selain itu, arus residu karbon pasta 10 kali lebih rendah daripada elektroda karbon gelas atau elektroda logam mulia. Berdasarkan studi ini, beberapa teknik elektrokimia dapat digunakan untuk menentukan senyawa antimalaria seperti klorokuin atau primaquin (Mashhadizadeh, 2009).

Voltametri siklik adalah metode untuk menginvestigasi perlakuan elektrokimia pada sistem. Ini pertama kali dilaporkan pada tahun 1938 dan digambarkan secara teori oleh Randles. Voltametri siklik merupakan teknik yang umum digunakan untuk memperoleh informasi kualitatif mengenai reaksi elektrokimia. Kelebihan metoda voltametri siklik dihasilkan dari kemampuannya menyediakan informasi termodinamik dari proses-proses redoks, kinetika reaksi transfer elektron yang heterogen, dan reaksi kimia berpasangan atau proses-proses adsorpsi. Pada teknik aliran arus diantara elektroda yang menarik (potensialnya yang dimonitor dengan nilai pada elektroda pembanding) dan elektroda berlawanan yang diukur dibawah kontrol dari potensiostat (Debnath, 2008). Voltamogram menentukan potensial pada proses elektrokimia berbeda yang terjadi. Elektroda kerja adalah subjek pada aluran potensial triangular, untuk kenaikan potensial dari nilai awal ke nilai akhir akhirnya kembali pada potensial awal pada kecepatan aluran potensial konstan. Kecepatan  aluran diaplikasikan bisa bermacam-macam dari beberapa milivolt per detik sampai seratus volt per detik. Arus diukur selama proses ini biasanya dinormalisasi pada daerah permukaan elektroda dan ditunjukkan sebagai densitas arus. Densitas arus dapat diplot melawan potensial yang digunakan dan hasilnya ditunjukkan sebagai voltamogram siklik. Puncak dalam pengukuran arus yang memperlihatkan pada potensial ini yang karakteristik terjadi suatu reaksi elektroda. Luas puncak dan tinggi puncak untuk proses partikular bergantung pada kecepatan aluran, konsentrasi elektrolit dan bahan elektroda (Wang, 2006).

III.  Methode

3.1 Alat

Metode voltametri siklik diaplikasikan menggunakan alat potensiostat PG-300. Pengukuran ini dilakukan menggunakan sistem tiga elektroda dan menggunakan tiga macam elektroda kerja. Elektroda pertama adalah elektroda kerja emas dengan elektroda pembanding adalah Ag/AgCl  jenuh dan elektroda bantu berupa kawat platina. Elektroda kedua adalah elektroda kerja karbon dengan elektroda pembanding Ag/AgCl  jenuh dan elektroda bantu berupa kawat platina. Elektroda ini diperoleh dari Cekoslovakia yang didesain berupa lempeng tipis portable berukuran 5 cm x 3 cm. Elektroda ketiga adalah elektroda kerja emas yang terlapisi pirol dan tiofen dengan elektroda pembanding adalah Ag/AgCl  jenuh dan elektroda bantu berupa kawat platina.

3.2 Bahan

Senyawa cinchona base, kuinin hidroklorida dan kuinin dihidroklorida telah diisolasi dari batang Cinchona. Metanol digunakan sebagai pelarut yang dijenuhkan dengan kalium klorida sebagai supporting electrolyt dan klorokuin yang digunakan sebagai standar antimalaria.

3.3 Prosedur untuk Preparasi Larutan

Larutan cinchona base, kuinin hidroklorida dan kuinin dihidroklorida dibuat dengan konsentrasi 10 ppm kemudian divariasi menjadi 8, 6, 4, dan 2 ppm. Pembuatan larutan 10 ppm dibuat dengan menimbang tiap senyawa sebesar 0,0005 gram kemudian dilarutkan dalam methanol yang telah dijenuhkan dengan KCl hingga volume 50 ml menggunakan labu ukur. Larutan 8, 6, 4, dan 2 ppm dibuat melalui pengenceran dari larutan 10 ppm.

3.4 Pengukuran Voltamogram

Komputer dan potensiostat dinyalakan dan diperiksa sambungan kabel dari potensiostat ke elektroda dengan multimeter dan dipastikan telah terhubung. Pengukuran voltamogram dilakukan menggunakan program EC Tools yang telah diatur sedemikian rupa sehingga arus dan potensial yang digunakan berada pada daerah oksidasi/reduksi senyawa. Arus yang digunakan sebesar 1μA-100 mA dengan range potensial -1 hingga +1 mV dan scan rate 100 mV/s. Kabel sambungan elektroda kerja dihubungkan dengan elektroda kerja yang digunakan, demikian halnya dengan elektroda pembanding dan elektroda bantu. Setelah semua kabel dipastikan telah terhubung dengan elektroda, elektroda dicelupkan dalam larutan sampel yang telah dibuat dan dibaca hasil voltamogram.

IV.  Hasil Penelitian

4.2 Preparasi Larutan

Pelarut yang digunakan adalah metanol yang telah dijenuhkan dengan KCl dan ditambahkan sedikit air. Metanol merupakan pelarut organik yang memiki konstanta dielektrik rendah sehingga tidak mudah teroksidasi maupun tereduksi. Selain itu, senyawa  larut baik dalam pelarut metanol. KCl digunakan sebagai supporting electrolyt yang berfungsi untuk menghantarkan arus. Penambahan sedikit air berfungsi untuk menambah kelarutan KCl dalam pelarut. Pembuatan larutan dilakukan dengan 5 variasi konsentrasi, yang berfungsi untuk mengetahui adanya keterkaitan antara konsentrasi dan arus puncak anoda. Hasil menunjukkan bahwa semakin meningkatnya konsentrasi akan meningkatkan arus puncak anoda. Hal ini ditunjukkan dari grafik hubungan antara konsentrasi dan arus puncak oksidasi yang menunjukkan kurva linear :

Grafik 1. Grafik hubungan arus puncak dan konsentrasi pada senyawa antimalaria dengan 3 macam elektroda

Kenaikan arus puncak anoda ini terjadi pada konsentrasi 2,4 dan 6 ppm, sedangkan pada konsentrasi 8 dan 10 ppm mulai terjadi ketidakteraturan pola yang diakibatkan karena adanya batas deteksi dari alat. 

4.2 Pengukuran Voltamogram

Uji senyawa antimalaria dilakukan menggunakan metode voltametri siklik. Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi senyawa golongan alkaloid lain yang berpotensi sebagai zat antimalaria. Penentuan senyawa aktif antimalaria dari golongan alkaloid ini dilakukan berdasarkan hasil voltamogram yang diperoleh yang kemudian arus puncak anoda dan potensial puncak anoda di radar plot terhadap 3 jenis elektroda yang dipakai. Gambar 5, 6 dan 7 merupakan data voltamogram senyawa cinchona base, quinin hidroklorida dan quinin dihidroklorida 6 ppm terhadap elektroda kerja emas, karbon, dan emas lapis pirol dan tiofen, sedangkan pada gambar 8 adalah hasil radar plot arus puncak senyawa cinchona base, quinin hidroklorida dan quinin dihidroklorida 6 ppm terhadap tiga macam elektroda.

Data hasil voltamogram menunjukkan adanya puncak oksidasi di daerah 0 sampai 1 mV. Hal ini menunjukkan bahwa ketika system dialiri arus, senyawa yang diuji akan teroksidasi dan permukaan elektroda kerja akan tereduksi.

       Gbr.3 Klorokuin                       Gbr.4  Kuinin

Gbr. 5 Voltamogram Cinchona Base pada Elektroda Emas

Gbr. 6 Voltamogram Cinchona Base pada Elektroda Karbon

Gbr. 7 Voltamogram Cinchona Base pada Elektroda Emas lapis Pirol+Tiofen

Puncak reduksi yang terlihat didaerah sekitar -1 mV merupakan hasil reduksi H2O menjadi H2, bukan puncak reduksi senyawa. Luas puncak dan tinggi puncak oksidasi  bergantung pada kecepatan aluran (scan rate), konsentrasi elektrolit dan bahan elektroda.

Berdasarkan referensi, ketika senyawa cinchona dan kuinin teroksidasi, maka gugus hidroksi pada senyawa akan teroksidasi menjadi gugus karboksil, namun belum diketahui besar potensial yang dibutuhkan senyawa untuk dapat teroksidasi. Berdasarkan hasil penelitian ini, potensial oksidasi senyawa cinchona dan kuinin terjadi pada rentang 0,35-0,65 mV (dengan elektroda emas)

 Hasil radar plot pada ketiga elektroda menunjukkan bahwa elektroda yang paling sensitif terhadap senyawa golongan alkaloid adalah elektroda emas, yaitu ditunjukkan dengan nilai

arus puncak anoda yang dihasilkan lebih tinggi. Hal ini dapat disebabkan karena dengan adanya arus, emas mampu mengoksidasi senyawa alkaloid jauh lebih kuat daripada karbon dan emas yang telah terlapisi oleh pirol dan tiofen.

Gbr. 8 Radar plot arus puncak oksidasi (IPa) Cinchona base 6 ppm terhadap tiga macam elektroda

Setiap elektroda memiliki pola radar plot khusus terhadap ketiga senyawa. Hal ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk menentukan senyawa alkaloid lain.

Kesimpulan

Pengukuran secara voltametri siklik, tinggi arus puncak oksidasi dipengaruhi oleh konsentrasi senyawa dan bahan elektroda. Senyawa alkaloid antimalaria ini paling sensitif terhadap elektroda emas. Pola radar plot ketiga senyawa alkaloid diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk penentuan senyawa antimalaria lainnya.

Ucapan Terimakasih

Ucapan terimakasih kami ucapkan kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi depdiknas atas dana Hibah Penelitian Strategis Nasional Tahun 2009.

Daftar Pustaka

[1]    Suwandi, John F., Mahardika A.W., Mustofa, Aktivitas Penghambatan Polimerisasi        Hem Antiplasmodiun Ekstrak Daun Sungkai (Peronema canescens) In Vitro,               Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta,2008

[2]    Billa, A.R., Non-nitrogenous Plant-derived Constituents with Antiplasmodial Activity,    Natural Product Communications, Vol. 1 No.12 : p. 1181-1204,2006.

[3]    M.H. Mashhadizadeh and Mitra Akbarian, “Voltammetric Determination of Some Antimalarial Drugs using a Carbon Paste Electrode Modified with Cu(OH)2 nano-wire”,Talanta 78, pp. 1440-1445, 2009.

[4]    Chhanda Debnath and Astrid Ortner,  Metallo-Phthalocyanine Modified Carbon Paste Electrodes for Determination of Antimalarial Artemisinin, 12th International Conference    on Electroanalysis : s62−s160, 2008.

[5]    Wang, Joseph,  Analytical electrochemistry, 3rd ed., New York: John Wiley & Sons, New Jersey, 2006

6 comments March 9, 2011

Pages

Categories

Links

Meta

Calendar

May 2024
M T W T F S S
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  

Most Recent Posts